POSAKTUAL.COM - FIFA telah resmi mencabut status tuan rumah Piala Dunia U-20 dari Indonesia. Lobi panjang yang dilakukan Presiden PSSI Erick Thohir dan Presiden FIFA Gianni Infantino tetap tidak membuahkan hasil.
Pencabutan status tuan rumah itu menyusul penolakan terhadap Timnas Israel U-20 dari beberapa kelompok dan Kepala Daerah, Gubernur Bali, Wayan Koster salah satunya.
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Udayana (Unud) Putu Bagus Padmanegara menilai sikap Koster itu plin-plan karena terlalu 'sakti' untuk bisa membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tersebut. Mengingat pada Maret 2022 lalu Bali pernah menerima delegasi Israel dalam pertemuan International Parlementary Union (IPU).
Menurutnya, kalau ingin konsisten kenapa tidak menolak semua delegasi Israel yang datang ke Bali, termasuk delegasi dalam pertemuan International Parlementary Union (IPU) waktu itu.
Jangan sampai karena sepak bola adalah olahraga yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia, dan dengan jumlah suporter yang besar sehingga mau dijadikan lahan politik untuk mendongkrak kepentingan aktor politik.
"Beliau (Koster) telah melanggar government guarantee yang telah ditandatangani pada Februari 2022 untuk Piala Dunia U-20 2023. Beliau sudah menyatakan setuju dan tunduk pada aturan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Gubernur kok plin-plan," katanya.
Dia menjelaskan, berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pasal 10 menyebutkan bahwa urusan politik luar negeri merupakan kewenangan sepenuhnya Pemerintah Pusat. Sedangkan dalam surat penolakan terhadap Timnas Israel U-20 itu Koster menyatakan menolak karena perbedaan politik luar negeri.
"Saya heran, sejak kapan Gubernur mengurusi politik luar negeri suatu negara," tanya dia.
Padahal lanjutnya, Palestina sendiri memahami Indonesia sebagai tuan rumah. Melalui Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun, Israel lolos ke ajang ini melalui cara yang sah dan sesuai aturan, sehingga Israel berhak tampil di ajang Piala Dunia U-20 2023.
Untuk itu, mestinya Piala Dunia U-20 dapat dijadikan momentum untuk membangkitkan sektor pariwisata yang sempat jatuh ketika pandemi beberapa waktu lalu. Bahkan diprediksi pariwisata nasional Indonesia akan terangkan menjadi multiplier effect Piala Dunia U-20, karena hadirnya turis mancanegara sebagai penonton.
Namun apa mau dikata, semua harapan dan persiapan yang telah menghabiskan miliaran anggaran negara dan daerah sia-sia. Dia menyayangkan konsekuensi yang diterima oleh Indonesia akibat penolakan-penolakan tersebut.
"Sangat disayangkan, kebanggaan menjadi tuan rumah dan harapan anak bangsa hilang begitu saja akibat dari pemimpin yang tidak paham aturan," pungkas Presiden BEM Unud, Putu Bagus Padmanegara.
Sumber: suara