POSAKTUAL.COM - Satu unit motor jenis matik sudah bertahun-tahun terparkir di tepi Jalan Penggung-Jatinom, Desa Beku, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Sepeda motor yang masih terlihat utuh itu kini tampak lusuh dan ditumbuhi semak belukar.
"Motor itu sudah lama di lokasi, mungkin sudah lima tahun lebih. Dulu di situ tempat orang jual onderdil bekas," ungkap Abit, seorang pengguna jalan warga Kecamatan Karanganom, Senin (26/4/2021).
Abit mengungkap, pemilik lapak onderdil bekas itu tidak diketahui keberadaannya. Setelah pindah, sepeda motor diparkir di lokasi itu dan juga tidak pernah diambil.
"Sekarang tidak tahu pedagang itu ada di mana, tujuannya apa juga tidak tahu markir motor di situ. Dulu kadang jualan di timur puskesmas dekat kantor PPAT," lanjut Abit.
Kades Beku, Alex Bambang, menambahkan sepeda motor itu bukan soal peringatan lokasi rawan kecelakaan. Dia juga mengaku tak tahu alasan pemiliknya tak mengambil motor itu selama bertahun-tahun.
"Itu bukan untuk monumen peringatan rawan kecelakaan. Itu milik yang jual onderdil bekas dulu, sekarang pindah ke kebon jati," kata Alex saat ditemui di kantornya.
Pantauan detikcom di lokasi, sepeda motor matik warna biru itu diparkir di utara jalan simpang tiga Jalan Penggung-Jatinom dan Jalan GOR-Karanganom. Pengguna jalan bisa melihat motor tersebut dari tiga arah.
Sepeda motor tersebut, meskipun sudah ditumbuhi semak belukar, masih utuh. Pelat nomor dan mesinnya juga masih ada.
Sang pemilik motor, Yanto alias Pak Toss, mengungkap dia sengaja memarkir sepeda motor di lokasi itu sebagai kenangan. Lokasi itu dulunya merupakan tempat dia mencari rezeki berjualan onderdil motor.
"Itu untuk kenangan saja sebab saya dulu jualan onderdil di lokasi. Itu motor saya dan sebenarnya masih hidup," terang Yanto di lapaknya yang baru di selatan balai desa di tepi kebun jati.
Menurut Yanto, sepeda motor itu sudah berada di lokasi selama lebih dari enam tahun. Sepeda motor itu dibelinya pada tahun 2005 seharga Rp 5,5 juta.
"Saya beli tahun 2005. Pernah mau dibeli orang beberapa kali tapi saya tidak mau, biar di situ untuk kenangan," ungkap Yanto.
Yanto mengatakan dulu sepeda motor itu dia gunakan untuk mencari onderdil sepeda motor bekas. Hingga akhirnya dia pindah berjualan di tempatnya saat ini.
"Saya pindah lokasi jualan sebab lokasi akan dibuat perumahan dan toko tapi gagal. Sudah terlanjur pindah, ya biar buat kenangan saja," lanjut Yanto.
Aksi Yanto memarkir sepeda motor matik dan bertahan di lokasi tanpa ada yang mencuri membuat warga geleng kepala. Motor tersebut pernah ditawar orang seharga Rp 2,5 juta, tapi tak dilepas.
"Dulu pernah saya tawar akan saya beli tapi tidak boleh oleh pemiliknya. Itu saat awal-awal diparkir, pernah ada yang nawar Rp 2,5 juta juga tidak boleh," ungkap teman pemilik motor, Mujianto, Selasa (27/4).
Mujianto mengatakan tawaran itu diajukan karena sayang melihat sepeda motor masih bagus tapi dibiarkan mangkrak di tepi jalan. Meski sudah dirayu, pemilik motor tak berubah pikiran.
"Dirayu juga tidak boleh, daripada dipajang di situ (tepi jalan). Tapi juga tidak boleh, mungkin sudah banyak laba," lanjut Mujianto.(detik)