POSAKTUAL.COM - Harga Bitcoin terus menguat, mata uang kripto satu ini belum selesai meroket dan terus mencetak rekor. Kini rekor baru tercipta usai Bitcoin menembus level Rp 800 juta per keping.
Dikutip dari Reuters, Senin (22/2/2021), kapitalisasi pasar Bitcoin telah tembus di atas US$ 1 triliun atau setara Rp 14.000 triliun (kurs Rp 14.000/US$) pada Jumat (19/2).
Kilau Bitcoin pun semakin menjadi-jadi. Kali ini mata uang kripto menjadi paling populer di dunia, harganya terus mencapai rekor dan kali ini naik ke US$ 58.354 atau Rp 816,9 juta per keping.
Sementara dari laman market Indodax, harga Bitcoin sendiri terparkir di level Rp 815 juta per keping pada pukul 17.00 WIB. Berikut ini 3 fakta menarik dari Bitcoin yang tak henti cetak rekor.
1. Makin Diterima Investor
Laporan Reuters menyebutkan, kenaikan harga Bitcoin menjadikan bukti bahwa uang kripto satu ini semakin diterima di kalangan investor dan perusahaan seperti Tesla Inc, Mastercard Inc, dan BNY Mellon.
Ketika harga Bitcoin melonjak ke level tertinggi, banyak investor besar yang menimbunnya dan perusahaan besar akan membantu meningkatkan harga Bitcoin.
Seperti beberapa pekan lalu di mana Tesla menyatakan akan menerima mata uang digital sebagai pembayaran mobilnya. Tesla juga menjadi perusahaan mobil yang lebih banyak memegang uang dalam bentuk Bitcoin daripada uang tradisional.
Beberapa waktu lalu, Mastercard juga mengumumkan akan mendukung mata uang kripto dalam jaringannya pada akhir tahun 2021.
2. Cara Koleksi Bitcoin
Bagi masyarakat yang tertarik memiliki Bitcoin, ada dua cara yang bisa dilakukan. Pertama, bisa langsung saja membeli di situs yang menyediakan penukaran uang fisik dengan mata uang virtual.
Kedua, dengan cara menambangnya dengan sederet software dan pemecahan algoritma komputer. Cara ini juga membutuhkan perangkat komputer super canggih.
Namun, menurut CEO Bitcoin Indonesia Oscar Darmawan, untuk saat ini menambang Bitcoin tidak terlalu disarankan. Pasalnya memakan modal sangat besar.
Apabila cuma punya modal Rp 10 miliar ada baiknya jangan menambang. Pasalnya, return alias pengembalian keuntungannya sangat kecil dan modalnya besar untuk membiayai teknologi. Jangka waktu menambangnya pun panjang.
"Saya sih mending beli ya, kalau menambang itu modalnya banyak, kalau cuma di bawah Rp 10 miliar jangan menambang, karena return-nya kecil sekali. Itu pun butuh jangka panjang dan teknologi yang intensif," ujar Oscar dalam siaran Podcast Tolak Miskin detikcom.
Di sisi lain, dengan membeli Bitcoin dan melakukan perdagangan menurutnya untungnya lebih mudah didapatkan. Modal puluhan ribu pun bisa digunakan untuk melakukan trading Bitcoin.
"Kalau sekarang trading mendapatkan modalnya Rp 10-20 ribu rupiah aja bisa untung juga," kata Oscar.
3. Jadi Mahar Pernikahan
Bitcoin menjadi mata uang kripto paling populer saat ini. Kini Bitcoin sudah menjadi aset yang berharga, buktinya sempat jadi mahar pernikahan di medio 2017 yang lalu.
Fajar Widi dan pasangannya melangsungkan pernikahan dengan mahar satu keping Bitcoin. Fajar bercerita sejak Bitcoin itu dibelinya untuk menjadi mahar, harganya terus melonjak naik.
Saat pernikahan berlangsung saja, Fajar mengaku harga Bitcoin berada di level Rp 90 juta per keping pada November 2017. Padahal sebulan sebelumnya, Fajar membeli kepingan Bitcoin yang menjadi mahar itu dengan harga jauh lebih murah. Per Oktober 2017 dia membeli Bitcoin seharga Rp 30 juta per keping.
"Waktu itu aku beli 1 Bitcoin itu di harga Rp 30 juta, sebelum Oktober 2017. Waktu aku nikah, naik itu harganya dari Rp 30 juta jadi Rp 90 juta," cerita Fajar kepada detikcom.
Bitcoin yang menjadi mahar pernikahan itu masih disimpan Fajar hingga kini dan tidak ditukar menjadi uang tunai. Dia mengaku, kalau dilihat harga terkini, Bitcoin yang jadi mahar pernikahannya itu sudah menyentuh harga Rp 800 juta per keping.
"Kalau sekarang dilihat value-nya ya, per siang ini aja sekitar Rp 800-an juta. Ini akan bergerak lagi, ya gitu makanya aku diemin aja," kata Fajar.(detik)